Sabtu, 13 Agustus 2011

Determinan pemberian konsumsi buah segar pada balita di posyandu (KTI KEBIDANAN)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan di Indonesia telah memasuki pembangunan jangka panjang kedua yang menitik beratkan pada bidang perekonomian, seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan melalui berbagai / cara. Salah satunya adalah melalui perbaikan pangan dan gizi. Terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi akan membentuk manusia yang mandiri, berkualitas dan akan lebih mampu berperan serta dalam pembangunan Repelita VI (GBHN, 1994).
Latief dkk (1999) dalam analisis data konsumsi makanan rumah tangga hasil pemantauan konsumsi gizi tahun 1995, 1996, 1997 dan 1998 menunjukkan adanya perubahan pada konsumsi pada sebelum dan selama krisis ekonomi. Pada saat krisis konsumsi sumber protein hewani terutama telur, daging dan konsumsi buah – buahan menurun, sementara itu konsumsi konsumsi bahan makanan sumber utama energi meningkat.
Kualitas konsumsi jenis pangan masyarakat Indonesia di tentukan oleh komposisi jenis bahan pangan. Komposisi jenis pangan yang beraneka ragam untuk menghasilkan Pola Pangan Harapan (PPH). Didalam PPH tersebut terdapat kelompok pangan dan salah satunya adalah kelompok buah dan sayuran. Di dalam petunjuk gizi pedoman pengembangan program penganekaragaman menyempurnakan penyediaan konsumsi pangan pada tingkat nasional untuk konsumsi buah adalah 250 gram / kapita / hari dimana untuk balita hanya 60% dari kebutuhan dewasa + 150 gr/kapita/hari.
Buah adalah komoditas pangan yang dibutuhkan oleh tubuh. Fungsi buah adalah sebagai sumber zat pengatur, karena di dalam buah terdapat zat gizi yang sangat diperlukan tubuh seperti vitamin, mineral dan serat. Konsumsi buah dan sayuran diperkotaan dan pedesaan 50% dari kecukupan sehari untuk jenis sayur – sayuran dan buah – buahan. Pada umumnya konsumsi sayuran yang dikonsumsi tidak mengalami perubahan dari tahun 1995 sampai tahun 1998 (pedesaan) dan dari 60 gram menjadi 40 gram perkapita perhari (pedesaan). Dan ini masih berada di bawah anjuran Departemen Kesehatan RI yakni sebesar 200 gram / orang / hari untuk orang dewasa. Sedangkan untuk anak balita sebesar + 120g/orang/hari dengan cara menghitung 60% dari kebutuhan dewasa.
Pada survey pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 13 Mei 2004 di Posyandu kantil konsumsi buah pada balita masih kurang yaitu dalam 1 hari balita mengkonsumsi 100 gram / kapita / hari dan buah yang dikonsumsi cukup beraneka ragam. Sedangkan anjuran menurut Pola Pangan Harapan (PPH) jumlah buah yang harus dikonsumsi balita adalah 150 gram / kapita / hari Posyandu Kantil merupakan Posyandu yang pesertanya paling banyak dibandingkan Posyandu lain  di wilayah Kelurahan Margodadi Metro Selatan. Posyandu kantil berada di Wilayah Kota Metro  namun sosial budayanya masih seperti di pedesaan.

B.     Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian  di latar belakang penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : “Apakah determinan pemberian konsumsi buah pada balita di Posyandu Kantil Margodadi Metro Selatan ?”.

C.    Ruang Lingkup

Dalam penelitian ini, ruang lingkup penelitian ini adalah :
1.     Jenis Penelitian        :   Deskriptif
2.     Subjek Penelitian    :   Ibu – ibu yang mempunyai anak balita
3.     Objek Penelitian      :   Determinan pemberian buah segar pada balita
4.     Lokasi Penelitian     :   Posyandu Kantil di Wilayah Kerja Puskesmas Bantul
5.     Waktu Penelitian     :   Tanggal 12 Mei 2004 sampai dengan 7 Juli 2004.

D.    Tujuan Penelitian

1.      Tujuan Umum
Ingin mengetahui determinan yang berhubungan dengan konsumsi buah anak balita di Posyandu  Kantil Kelurahan  Margodadi Metro Selatan.

2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
a.       Diketahuinya   peranan pendidikan  ibu terhadap  pemberian konsumsi buah pada balita.
b.      Diketahuinya peranan ekonomi keluarga (pendapatan keluarga) terhadap pemberian konsumsi buah pada balita.
c.       Diketahuinya peranan jumlah anggota keluarga terhadap pemberian konsumsi buah pada balita.
d.      Diketahuinya peranan sosial budaya terhadap pemberian konsumsi buah pada balita.

E.     Manfaat Penelitian

1.      Manfaat bagi Puskesmas Bantul.
Sebagai bahan evaluasi bagi Puskesmas/bidan desa agar dapat mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam upaya peningkatan konsumsi buah.

2.      Manfaat Bagi Penulis
Sebagai sarana untuk menerapkan ilmu  yang telah didapatkan di bangku kuliah, serta mengamalkan ilmu yang telah diperoleh selama  pendidikan

3.      Manfaat Bagi Institusi Pendidikan Prodi Kebidanan Metro.
Sebagai sumber bacaan perpustakaan di institusi pendidikan

4.      Manfaat Bagi  Peneliti Selanjutnya.
Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang sejenis selanjutnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar