Selasa, 18 Mei 2010

Asuhan Keperawatan Pasien dengan Ventilasi Mekanik

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN VENTILASI MEKANIK

Pengkajian

Perawat mempunyai peranan penting mengkaji status pasien dan fungsi ventilator. Dalam mengkaji klien, perawat mengevaluasi hal-hal berikut :
  1. Tanda-tanda vital
  2. Bukti adanya hipoksia
  3. Frekuensi dan pola pernafasan
  4. Bunyi nafas
  5. Status neurologis
  6. Volume tidal, ventilasi semenit, kapasitas vital kuat
  7. Kebutuhan pengisapan
  8. Upaya ventilasi spontan klien
  9. Status nutrisi
  10. Status psikologis
1. Pengkajian Kardiovaskuler
  • Perubahan dalam curah jantung dapat terjadi sebagai akibat ventilator tekanan positif. Tekanan intratoraks positif selama inspirasi menekan jantung dan pembuluh darah besar dengan demikian mengurangi arus balik vena dan curah jantung. Tekanan positif yang berlebihan dapat menyebabkan pneumotoraks spontan akibat trauma pada alveoli. Kondisi ini dapat cepat berkembang menjadi pneumotoraks tension, yang lebih jauh lagi mengganggu arus balik vena, curah jantung dan tekanan darah. Untuk mengevaluasi fungsi jantung perawat terutama harus memperhatikan tanda dan gejala hipoksemia dan hipoksia (gelisah,gugup, kelam fakir, takikardi, takipnoe, pucat yang berkembang menjadi sianosis, berkeringat dan penurunan haluaran urin).
2. Pengkajian Peralatan

Ventilator juga harus dikaji untuk memastikan bahwa ventilator pengaturannya telah dibuat dengan tepat. Dalam memantau ventilator, perawat harus memperhatikan hal-hal berikut :
  • Jenis ventilator
  • Cara pengendalain (Controlled, Assist Control, dll)
  • Pengaturan volume tidal dan frekunsi
  • Pengaturan FIO2 (fraksi oksigen yang diinspirasi)
  • Tekanan inspirasi yang dicapai dan batasan tekanan.
  • Adanya air dalam selang,terlepas sambungan atau terlipatnya selang.
  • Humidifikasi
  • Alarm
  • PEEP
Catatan

Jika terjadi malfungsi system ventilator, dan jika masalah tidak dapat diidentifikasi dan diperbaiki dengan cepat, perawat harus siap memberikan ventilasi kepada klien dengan menggunakan Bag Resuscitation Manual.

Pemeriksaan Diagnostik

Pemeriksaan Diagnostik yang perlu dilakukan pada klien dengan ventilasi mekanik yaitu :
  1. Pemeriksaan fungsi paru
  2. Analisa gas darah arteri
  3. Kapasitas vital paru
  4. Kapasitas vital kuat
  5. Volume tidal
  6. Inspirasi negative kuat
  7. Ventilasi semenit
  8. Tekanan inspirasi
  9. Volume ekspirasi kuat
  10. Aliran-volume
  11. Sinar X dada
  12. Status nutrisi / elaktrolit.
Diagnosa Keperawatan
  1. Kerusakan pertukaran gas yang brhubungan dengan penyakit yang mendasari, atau penyesuaian pengaturan ventilator selama stabilisasi atau penyapihan .
  2. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas yang berhubungan dengan pembentukan lendir yang berkaitan dengan ventilasi mekanik tekanan positif .
  3. Risiko terhadap trauma dan infeksi yang berhubungan dengan intubasi endotrakea dan trakeostomi.
  4. Kerusakan mobilitas fisik yang berhubungan dengan ketergantungan ventilator
  5. Kerusakan komunikasi verbal yang berhubungan dengan tekanan selang endotrakea dan pemasangan pada ventilator.
  6. Koping individu tidak efektif dan ketidakberdayaan yang berhubungan dengan ketergantungan pada ventilator.
Masalah kolaboratif /Komplikasi Potensial
  1. Melawan kerja ventilator
  2. Masalah-masalah ventilator – peningkatan dalam tekanan jalan nafas nafas puncak ; penurunan tekanan ; kehilangan volume
  3. Gangguan kardiovaskuler
  4. Barotrauma dan pneumothoraks
  5. Infeksi paru
Perencanaan dan Implementasi

Tujuan utama bagi pasien yaitu : pertukaran gas optimal; penurunan akumulasi lendir; tidak terdapat trauma atau infeksi ; pencapaian mobilisasi yang optimal ; penyesuaian terhadap metode komunikasi non verbal ; mendapatkan tindakan koping yang berhasil ; dan tidak terjadi komplikasi. Asuhan keperawatan pada pasien dengan ventilasi mekanik membutuhkan teknik dan keterampilan interpersonal yang unik, antara lain :

1. Meningkatkan pertukaran gas

  • Tujuan menyeluruh ventilasi mekanik adalah untuk mengoptimalkan pertukaran gas dengan mempertahankan ventilasi alveolar dan pengiriman oksigen. Perubahan dalam pertukaran gas dapat dikarenakan penyakit yang mendasari atau factor mekanis yang berhubungan dengan penyesuaian dari mesin dengan pasien. Tim perawatan kesehatan, termasuk perawat , dokter, dan ahli terapi pernafasan , secara kontinu mengkaji pasien terhadap pertukaran gas yang adekuat , tanda dan gejala hipoksia, dan respon terhadap tindakan. Pertukaran gas yang tidak adekuat dapat berhubungan dengan faktor-faktor yang sangat beragam; tingkat kesadaran, atelektasis, kelebihan cairan, nyeri insisi, atau penyakit primer seperti pneumonia. Pengisapan jalan nafas bawah disertai fisioterapi dada ( perkusi,fibrasi ) adalah strategi lain untuk membersihkan jalan nafas dari kelebihan sekresi karena cukup bukti tentang kerusakan intima pohon trakeobronkial. Intervensi keperawatan yang penting pada klien yang mendapat ventilasi mekanik yaitu auskultasi paru dan interpretasi gas darah arteri. Perawat sering menjadi orang pertama yang mengetahui perubahan dalam temuan pengkajian fisik atau kecenderungan signifikan dalam gas darah yang menandakan terjadinya masalah ( pneumotoraks, perubahan letak selang, emboli pulmonal ).
2. Penatalaksanaan jalan nafas
  •  Ventilasi tekanan positif kontinu meningkatkan pembentukan sekresi apapun kondisi pasien yang mendasari. Perawat harus mengidentifikasi adanya sekresi dengan auskultasi paru sedikitnya 2-4 jam. Tindakan untuk membersihakn jalan nafas termasuk pengisapan, fisioterapi dada, perubahan posisi yang sering, dan peningkatan mobilitas secepat mungkin. Humidifikasi dengan cara ventilator dipertahankan untuk membantu pengenceran sekresi sehingga sekresi lebih mudah dikeluarkan. Bronkodilator baik intravena maupun inhalasi, diberikan sesuai dengan resep untuk mendilatasi bronkiolus.
3. Mencegah trauma dan infeksi
  • Penatalaksanaan jalan nafas harus mencakup pemeliharaan selang endotrakea atau trakeostomi. Selang ventilator diposisikan sedemikian rupa sehingga hanya sedikit kemungkinan tertarik atau penyimpangan selang dalam trakea. Perawatan trakeostomi dilakukan sedikitnya setiap 8 jam jika diindikasikan karena peningkatan resiko infeksi. Higiene oral sering dilakukan karena rongga oral merupakan sumber utama kontaminasi paru-paru pada pasien yang diintubasi pada pasien lemah. Adanya selang nasogastrik dan penggunaan antasida pada pasien dengan ventilasi mekanik juga telah mempredisposisikan pasien pada pneumonia nosokomial akibat aspirasi. Pasien juga diposisikan dengan kepala dinaikkan lebih tinggi dari perut sedapat mungkin untuk mengurangi potensial aspirasi isi lambung.
4. Peningkatan tingkat mobilitas optimal
  • Mobilitas pasien terbatas karena dihubungkan dengan ventilator. Mobilitas dan aktivitas otot sangat bermanfaat karena menstimuli pernafasan dan memperbaiki mental. Latihan rentang gerak pasif/aktif dilakukan tiap 8 jam untuk mencegah atrofi otot, kontraktur dan statis vena.
5. Meningkatkan komunikasi optimal
  • Metode komunikasi alternatif harus dikembangkan untuk pasien dengan ventilasi mekanik. Bila keterbatasan pasien diketahui, perawat menggunakan pendekatan komunikasi; membaca gerak bibir, menggunakan kertas dan pensil, bahasa gerak tubuh, papan komunikasi, papan pengumuman. Ahli terapi bahasa dapat membantu dalam menentuka metode yang paling sesuai untuk pasien.
6. Meningkatkan kemampuan koping.
  • Dengan memberikan dorongan pada klien untuk mengungkapkan perasaan mengenai ventilator, kondisi pasien dan lingkungan secara umum sangat bermanfaat. Memberikan penjelasan prosedur setiap kali dilakukan untuk mengurangi ansietas dan membiasakan klien dengan rutinitas rumah sakit. Klien mungkin menjadi menarik diri atau depresi selama ventilasi mekanik terutama jika berkepanjangan akibatnya perawat harus menginformasikan tentang kemajuannya pada klien, bila memungkinkan pengalihan perhatian seperti menonton TV, bermain musik atau berjalan-jalan jika sesuai dan memungkinkan dilakukan. Teknik penurunan stress (pijatan punggung, tindakan relaksasi) membantu melepaskan ketegangan dan memampukan klien untuk menghadapi ansietas dan ketakutan akan kondisi dan ketergantungan pada ventilator.
Evaluasi

Hasil yang diharapkan dari asuhan keperawatan yang diberikan antara lain :
  1. Menunjukkan pertukaran gas, kadar gas darah arteri, tekanan arteri pulmonal dan tanda-tanda vital yang adekuat.
  2. Menunjukkan ventilasi yang adekuat dengan akumulasi lendir yang minimal.
  3. Bebas dari cedera atau infeksi yang dibuktikan dengan suhu tubuh dan jumlah sel darah putih.
  4. Dapat aktif dalam keterbatasan kemampuan.
  5. Berkomunikasi secara efektif melalui pesan tertulis, gerak tubuh atau alat komunikasi lainnya.
  6. Dapat mengatasi masalah secara efektif.
Penyapihan dari ventilasi mekanik

Kriteria dari penyapihan ventilasi mekanik :

1. Tes penyapihan
  • Kapasitas vital 10-15 cc / kg
  • Volume tidal 4-5 cc / kg
  • Ventilasi menit 6-10 l
  • Frekuensi permenit < 20 permenit 
2. Pengaturan ventilator 
  • FiO2 < 50% 
  • Tekanan ekspirasi akhir positif (PEEP) : 0 
3. Gas darah arteri 
  • PaCO2 normal 
  • PaO2 60-70 mmHg 
  • PH normal dengan semua keseimbangan elektrolit diperbaiki 
4. Selang Endotrakeal 
  • Posisi diatas karina pada foto Rontgen 
  • Ukuran : diameter 8.5 mm 
5. Nutrisi 
  • Kalori perhari 2000-2500 kal 
  • Waktu : 1 jam sebelum makan 
6. Jalan nafas 
  • Sekresi : antibiotik bila terjadi perubahan warna, penghisapan (suctioning) 
  • Bronkospasme : kontrol dengan Beta Adrenergik, Tiofilin atau Steroid 
  • Posisi : duduk, semi fowler 
7. Obat-obatan 
  • Agen sedative : dihentikan lebih dari 24 jam 
  • Agen paralise : dihentikan lebih dari 24 jam 
8. Emosi Persiapan psikologis terhadap penyapihan 

9. Fisik Stabil, istirahat terpenuhi

Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar