Kamis, 29 April 2010

Asfiksia

 ASFIKSIA

Pengertian

Asfiksia neonatorum adalah keadaan bayi baru lahir yang tidak dapat bernapas secara spontan dan adekuat

Patofisiologi

Dapat disebabkan oleh semua keadaan yang menyebabkan gangguan pertukaran O2 dan CO2, sehingga berakibat :
  1. O2 tidak cukup dalam darah yang disebut hipoksia
  2. CO2 tertimbun dalam darah yang disebut hipercapnea.
Sebagai akibatnya dapat menyebabkan asidosis tipe respiratorik atau campuran dengan asidosis metabolik karena mengalami metabolisme anaerob, juga dapat mengalami hipoglikemia.

Gejala Klinik
  1. Pernapasan terganggu
  2. Detik jantung menurun
  3. Refleks/ respons bayi melemah
  4. Tonus otot menurun
  5. Warna kulit biru atau pucat.
Diagnosa

Dengan menilai Apgar Score pada menit ke1
  1. Hasil Apgar Score : 0 – 3 : Asfiksia Berat
  2. Hasil Apgar Score : 4 – 6 : Asfiksia Sedang
  3. Hasil Apgar Score : 7 – 10: Normal.
Klinis

1. Detik jantung
  • 0 : Tidak ada
  • 1 : Kurang dari 100/menit
  • 2 : Lebih dari 100/menit
2. Pernapasan
  • 0 : Tidak ada
  • 1 : Tidak teratur
  • 2 : Tangis kuat
3. Reflek waktu jalan napas dibersihkan
  • 0 : Tidak ada
  • 1 : Menyeringai
  • 2 : Batuk/bersin
4. Tonus otot
  • 0 : Lunglai
  • 1 : Fleksi ekstermitas (lemah)
  • 2 : Fleksi kuat Gerak aktif
5. Warna kulit
  • 0 : Biru pucat
  • 1 : Tubuh merah Ekstermitas biru
  • 2 : Merah seluruh Tubuh
Pemantauan 

Bila Apgar Score 5 menit masih kurang dari 7, penilaian dilanjutkan setiap 5 menit, sampai score mencapai 7.

Penatalaksanaan

1. Persiapan sebelum bayi lahir ( bayi dengan resiko tinggi terjadinya asfiksia ) :
2. Siapkan obat
3. Periksa alat yang akan digunakan, antara lain :
  • Alat penghisap lendir ( jangan elektrik ), sungkup
  • Tabung O2 terisi
  • Handuk, gunting tali pusat, penjepit tali pusat, Natrium bicarbonat.
4. Pada waktu bayi lahir : Sejak muka bayi terlihat, bersihkan muka, kemudian hidung dan mulut, hisap lendir secara hati-hati.

Penatalaksanaan untuk Asfiksia

1. Posisi bayi trendelenburg dengan kepala miring.

2. Bila sudah bernapas spontan letakkan dengan posisi horizontal.

3. Apgar Score I 7 – 10 :
  • Bersihkan jalan napas dengan suction dari lubang hidung, sambil melihat adanya atresia choane, kemudian bersihkan jalan napas dengan suction melalui mulut sampai nasopharynx. Kecuali pada bayi asfiksia yang air ketubannya mengandung meconeum.
  • Bayi dibersihkan ( boleh dimandikan ) kemudian dikeringkan, termasuk rambut kepala.
  • Observasi tanda vital sampai stabil, biasanya sekitar 2 – 4 jam.
4. Apgar Score I 4 – 6 :
  • Beri rangsangan taktil dengan tepukan pada telapak kaki, maksimum 15 – 30 detik.
  • Bila belum berhasil, beri O2 dengan atau tanpa corong ( lebih baik yang dihangatkan )
5. Apgar Score I 4 – 6 dengan detik jantung > 100
  • Lakukan bag and mask ventilation dan pijat jantung.
6. Apgar Score I 0 – 3 :
  • Jaga agar bayi tidak kedinginan, sebab dapat menimbulkan hipotermia dengan segala akibatnya.
  • Jangan diberi rangsangan taktil.
  • Jangan diberi obat perangsang napas.
  • Segera lakukan resusitasi.
Resusitasi

1. Apgar Score 0 – 3 :
  • Jangan diberi rangsangan taktil
  • Lakukan segera intubasi dan lakukan ventilasi
  • Mouth to tube atau pulmonator to tube
  • Bila intubasi tidak dapat, lakukan mouth to mouth respiration atau mask and pulmonator respiration, kemudian bawa ke ICU.
2. Ventilasi Biokemial :
  • Lakukan pemeriksaan blood gas, kalau perlu dikoreksi dengan Natrium bicarbonat. Bila fasilitas blood gas tidak ada, berikan Natrium bicarbonat pada asfiksia berat dengan dosis 2 – 4 mEq/ kg BB, maksimum 8 mEq/ kg BB/ 24 jam.
  • Ventilasi tetap dilakukan.
  • Pada detik jantung
Daftar Pustaka
  1. Erwin Sarwono et al, Asfiksia Neonatorum, Pedoman Diagnosa dan Terapi Lab/UPF Ilmu Kesehatan Anak RSUD Dr. Soetomo, Surabaya, 1994
  2. Fatimah Indarso, Resusitasi Pada Kegawatan Nafas Bayi Baru Lahir, Kumpulan Makalah Pelatihan PPGD Bagi Dokter, JICA, RSUD Dr. Soetomo, Dinkesda Tk.I Jatim, 1999
  3. Teguh Subianto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar