Kamis, 08 April 2010

Gagal Ginjal Kronis ( GGK )

GAGAL GINJAL KRONIS
Pengertian
  1. Merupakan penyakit ginjal tahap akhir
  2. Progresif dan irreversible dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit sehingga terjadi uremia ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)
Etiologi
  1. Diabetus mellitus
  2. Glumerulonefritis kronis
  3. Pielonefritis
  4. Hipertensi tak terkontrol
  5. Obstruksi saluran kemih
  6. Penyakit ginjal polikistik
  7. Gangguan vaskuler
  8. Lesi herediter
  9. Agen toksik (timah, kadmium, dan merkuri) ( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448)
Patofisiologi

1. Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam untuk pemeriksaan klirens kreatinin. Akibt dari penurunan GFR, maka klirens kretinin akan menurun, kreatinin akn meningkat, dan nitrogen urea darh (BUN) juga akan meningkat.

2. Gangguan klirens renal
Banyak maslah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari penurunan jumlah glumeruli yang berfungsi, yang menyebabkan penurunan klirens (substansi darah yang seharusnya dibersihkan oleh ginjal)

3. Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan natrium; meningkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung kongestif dan hipertensi.

4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak adequate, memendeknya usia sel darah merah, defisiensi nutrisi, dan kecenderungan untuk terjadi perdarahan akibat status uremik pasien, terutama dari saluran GI.

5. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan kadar kalsium ini akan memicu sekresi paratormon, namun dalam kondisi gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkab perubahan pada tulang dan penyakit tulang.

6. Penyakit tulang uremik(osteodistrofi)
Terjadi dari perubahan kompleks kalsium, fosfat, dan keseimbangan parathormon.
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1448) 

Manifestasi Klinik

1. Kardiovaskuler
  • Hipertensi
  • Pitting edema
  • Edema periorbital
  • Pembesaran vena leher
  • Friction rub perikardial
2. Pulmoner
  • KrekelS
  • Nafas dangkal
  • Kusmaul
  • Sputum kental dan liat
3. Gastrointestinal
  • Anoreksia, mual dan muntah
  • Perdarahan saluran GI
  • Ulserasi dan perdarahan pada mulut
  • Konstipasi / diare
  • Nafas berbau amonia
4. Muskuloskeletal
  • Kram otot
  • Kehilangan kekuatan otot
  • Fraktur tulang
  • Foot drop
5. Integumen
  • Warna kulit abu-abu mengkilat
  • Kulit kering, bersisik
  • Pruritus
  • Ekimosis
  • Kuku tipis dan rapuh
  • Rambut tipis dan kasar
6. Reproduksi
  • Amenore
  • Atrofi testis
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1450)

Pemeriksaan Diagnostik

1. Urine
  • Volume : biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau tak ada (anuria)
  • Warna : secara abnormal urin keruh kemungkinan disebabkan oleh pus, bakteri, lemak, fosfat atau uratsedimen kotor, kecokelatan menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin
  • Berat jenis : kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
  • Osmoalitas : kurang dari 350 mOsm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1:1
  • Klirens kreatinin : mungkin agak menurun
  • Natrium : lebih besar dari 40 mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium
  • Protein : derajat tinggi proteinuria (3-4+) secara kuat menunjukkkan kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
2. Darah
  • BUN/ kreatinin : meningkat, kadar kreatinin 10 mg/dl diduga tahap akhir
  • Ht : menurun pada adanya anemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
  • SDM : menurun, defisiensi eritropoitin
  • GDA : asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2
  • Natrium serum : rendah
  • Kalium : meningkat
  • Magnesium; meningkat
  • Kalsium : menurun
  • Protein (albumin) : menurun
3. Osmolalitas serum : lebih dari 285 mOsm/kg

4. Pelogram retrograd : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter

5. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa , kista, obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas

6. Endoskopi ginjal, nefroskopi : untuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu, hematuria dan pengangkatan tumor selektif

7. Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskular, masa

8. EKG : ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa
(Doenges, E Marilynn, 2000, hal 628- 629)

Penatalaksanaan
  1. Dialisis
  2. Obat-obatan: anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium, furosemid
  3. Diit rendah uremi
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

Komplikasi
  1. Hiperkalemia
  2. Perikarditis, efusi perikardialdan tamponade jantung
  3. Hipertensi
  4. Anemia
  5. Penyakit tulang
( SmeltzerC, Suzanne, 2002 hal 1449)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar