Senin, 29 Maret 2010

Gastroenteritis

GASTROENTERITIS

Pengertian

Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah (Sowden,et all.1996).

Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekwensi yang lebih banyak dari biasanya (FKUI,1965).
Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang patogen (Whaley & Wong’s,1995).

Gastroenteritis adalah kondisis dengan karakteristik adanya muntah dan diare yang disebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan ( Marlenan Mayers,1995 ).
Dari keempat pengertian diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa Gstroentritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekwensi lebih banyak dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang patogen.

Etiologi

a. Infeksi Virus

1. Retavirus
  • Penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahulu atau disertai dengan muntah.
  • Timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musim dingin.
  • Dapat ditemukan demam atau muntah.Di dapatkan penurunan HCC.
2. Enterovirus
  • Biasanya timbul pada musim panas.
3. Adenovirus
  • Timbul sepanjang tahun.Menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan.
4. Norwalk
5. Epidemik
  • Dapat sembuh sendiri (dalam 24-48 jam)

b. Bakteri

1. Stigella
  • Semusim, puncaknya pada bulan Juli-September
  • Insiden paling tinggi pada umur 1-5 tahun
  • Dapat dihubungkan dengan kejang demam.
  • Muntah yang tidak menonjol
  • Sel polos dalam feses
  • Sel batang dalam darah

2. Salmonella
  • Semua umur tetapi lebih tinggi di bawah umur 1 tahun.
  • Menembus dinding usus, feses berdarah, mukoid.
  • Mungkin ada peningkatan temperatur
  • Muntah tidak menonjol
  • Sel polos dalam feses
  • Masa inkubasi 6-40 jam, lamanya 2-5 hari.
  • Organisme dapat ditemukan pada feses selama berbulan-bulan.

3. Escherichia coli
  • Baik yang menembus mukosa (feses berdarah) atau yang menghasilkan entenoksin.
  • Pasien (biasanya bayi) dapat terlihat sangat sakit.

4. Campylobacter
  • Sifatnya invasis (feses yang berdarah dan bercampur mukus) pada bayi dapat menyebabkan diare berdarah tanpa manifestasi klinik yang lain.
  • Kram abdomen yang hebat.
  • Muntah/dehidrasi jarang terjadi

5. Yersinia Enterecolitica
  • Feses mukosa
  • Sering didapatkan sel polos pada feses.
  • Mungkin ada nyeri abdomen yang berat
  • Diare selama 1-2 minggu.
  • Sering menyerupai apendicitis.

c. Faktor Non Infeksiosus

1. Malabsorbsi
  • Malabsorbsi karbohidrat disakarida (intoleransi, lactosa, maltosa, dan sukrosa), non sakarida (intoleransi glukosa, fruktusa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa.
  • Malabsorbsi lemak : long chain triglyceride.
  • Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin.

2. Faktor makanan
  • Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk alergy, food alergy, dow’n milk protein senditive enteropathy/CMPSE).

3. Faktor Psikologis
  • Rasa takut,cemas.

Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (Rotravirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherihia Coli, Yersinia dan lainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium). Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau Cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada Gastroenteritis akut.

Penularan Gastroenteritis bias melalui fekal-oral dari satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.

Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam rongga usus,isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare ). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan sirkulasi darah.

Manifestasi KLinis
  1. Nyeri perut (abdominal discomfort)
  2. Rasa perih di ulu hati
  3. Mual, kadang-kadang sampai muntah
  4. Nafsu makan berkurang
  5. Rasa lekas kenyang
  6. Perut kembung
  7. Rasa panas di dada dan perut
  8. Regurgitasi (keluar cairan dari lambung secara tiba-tiba).

Komplikasi
  1. Dehidrasi
  2. Renjatan hipovolemik
  3. Kejang
  4. Bakterimia
  5. Mal nutrisi
  6. Hipoglikemia
  7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus.

Tingkat derajat Dehidrasi

1. Dehidrasi ringan
Kehilangan cairan 2 – 5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastis, suara serak, penderita belum jatuh pada keadaan syok.
2. Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5 – 8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, penderita jatuh pre syok nadi cepat dan dalam.
3. Dehidrasi Berat
Kehilangan cairan 8 - 10 % dari bedrat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan Tinja
Makroskopis dan mikroskopis.
pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.

2. Pemeriksaan Darah
pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, Kalium, Kalsium dan Fosfor) dalam serum untuk menentukan keseimbangan asama basa.
Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui faal ginjal.

3. Doudenal Intubation
Untuk mengatahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita diare kronik.

Penatalaksanaan Medis

1. Pemberian cairan.
Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada penderita dengan tujuan penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan : Memberikan bahan makanan yang mengandung kalori, protein, vitamin, mineral dan makanan yang bersih.
2. Obat-obatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar