Jumat, 15 Januari 2010

Penentuan Umur yang Optimal Sampai Kapan Orang Tua Seharusnya Menyikat Gigi Anaknya

PENDAHULUAN

Perawatan kesehatan gigi anak secara dini sangat berguna bagi anak yang masih dalam taraf tumbuh kembang. Keberhasilan suatu perawatan di bidang kesehatan gigi anak ditentukan oleh banyak hal antara lain, adanya bimbingan orang tua terhadap anak yang dipengaruhi oleh motivasi orang tua dalam berperilaku sehat.1
Instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di rumah telah banyak disusun oleh para ahli. Program tersebut menekankan pada pencegahan terjadinya karies. Oleh karena masih banyak para orang tua yang beranggapan bahwa geligi susu hanya sementara dan akan diganti oleh geligi tetap sehingga mereka tidak memperhatikan mengenai kebersihan geligi susu. Penerapan instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebaiknya telah dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan, sehingga orang tua akan lebih siap di dalam melakukan instruksi tersebut.2
Usia sekolah dasar merupakan saat yang ideal untuk melatih kemampuan motorik seorang anak, termasuk di antaranya menyikat gigi.Kemampuan menyikat gigi secara baik dan benar merupakan faktor yang cukup penting untuk pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut juga dipengaruhi oleh faktor penggunaan alat, metode penyikatan gigi, serta frekuensi dan waktu penyikatan yang tepat.3
Dalam refarat ini akan dibahas mengenai perlunya keterlibatan orang tua dalam prosedur pemeliharaan kebersihan mulut untuk setiap kategori umur dan penentuan umur yang optimal dimana orang tua seharusnya menyikat gigi anaknya.


TINJAUAN PUSTAKA

Walaupun lebih dari 50% anak-anak di Inggris menyatakan menggosok giginya sekurang-kurangnya 2 kali sehari, kebanyakan mempunyai debris pada gigi-giginya (Todd dan Dodd, 1985); hal ini menunjukkan bahwa menggosok gigi, biasanya dilakukan dengan tidak efisien. Dalam mengajar anak untuk menggosok gigi-gigi mereka, tujuannya haruslah memberi instruksi dan mendorong semangat mereka untuk mengeluarkan semua debris dan plak dari semua permukaan gigi yang dapat dijangkau.4
Proses pelaksanaan instruksi kebersihan gigi dan mulut membutuhkan serangkaian proses yang dapat dimulai dengan mengajarkan orangtua atau pengasuh. Teknik penerapan upaya ini sesuai dengan perkembangan kemampuan motorik dan kecerdasan anak. Berbagai sikap dan perilaku anak akan muncul pada saat dimulainya proses ini. Namun demikian anak akan mudah menyesuaikan apabila telah terjalin komunikasi yang interaktif antara anak dengan orang tua atau pengasuh.2
Tidak mudah untuk menguasai teknik menggosok gigi dan sejumlah anak tidak mempunyai keterampilan untuk itu. Ini khususnya terjadi pada anak-anak kecil di bawah usia 5-6 tahun, dan pada mereka yang cacat fisik atau mental. Untuk membantu pasien-pasien seperti di atas, dokter gigi harus melibatkan orang tua (atau pengasuh) yang harus didorong untuk menggosok gigi-giginya sendiri, orang tua juga boleh membantu. Petunjuk yang menyangkut teknik, harus diberikan pada orang tua.4
Metode terbaik untuk membersihkan gigi anak-anak bervariasi tergantung umur anak, tapi ada beberapa hal penting yang harus diingat:5
1. Semua anak perlu kontak fisik dengan orang tuanya, dan membersihkan gigi dapat merupakan bagian dari kontak ini. Menyikat gigi dapat menghangatkan dan mempererat hubungan orangtua dengan anaknya.
2. Jangan berpikir bahwa anda merampas peranan dokter gigi dengan melihat dan memperhatikan gigi anak-anak. Perhatian anda sebagai orang tua terhadap keadaan mulut anak anda malah membantu dokter gigi.
3. Sewaktu mengajarkan cara menyikat gigi untuk anak yang agak besar, memberikan pujian dan sambil bermain adalah lebih bermanfaat daripada hanya menunjukkan hal yang negatif atau salah.
4. Anda perlu belajar mengamati keadaan mulut dan pada waktu bersamaan menggunakan alat bantu (sikat gigi, cermin, lampu senter).
5. Jangan mengandalkan anak untuk membersihkan semua plak. Terkadang anak-anak tidak dapat melakukannya dengan baik sampai usia 8 tahun. Tapi biarkan mereka mengambil bagian aktif dalam kegiatan tersebut sedini mungkin, sehingga tidak menjadikan sesuatu yang membosankan.
Menurut ahli psikologi usia anak terdiri dari beberapa tingkatan yaitu usia bayi, anak, prasekolah, sekolah, dan remaja. Beberapa pendekatan dalam menerapkan suatu perilaku dan kebiasaan dapat diterapkan pada masing-masing kelompok tersebut. Diperlukan keterlibatan orang tua pada beberapa level dari prosedur kebersihan mulut pada setiap kategori usia. Usia spesifik yang berhubungan anjuran kebersihan mulut di rumah digambarkan pada bagian di bawah ini:2,6
A.Bimbingan prenatal
Saat yang paling tepat untuk memulai penyuluhan bagi orang tua adalah sebelum bayi lahir. Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh melalui penyuluhan tersebut, antara lain akan menimbulkan motivasi yang kuat para orang tua mengenai bagaimana cara menjaga kebersihan gigi dan mulutnya serta bayi yang akan dilahirkan. Keuntungan ini akan lebih dirasakan pada ibu yang sedang mengandung anak pertama, dimana rasa keingintahuan ibu masih tinggi dan merupakan bekal yang penting di dalam membentuk perilaku anak.
B.Usia Bayi (0 - 1 tahun)
Usia bayi merupakan usia dimana bayi mulai menyesuaikan dengan lingkungan luar. Pengaturan metabolisme dan pembentukan sistem pertahanan tubuh mulai terjadi. Pada usia ini fase oral merupakan keadaan yang harus ditanggapi oleh orang tua dengan baik. Kepuasaan pada anak akan makan dan minum sangat jelas terlihat. Oleh karena itu proses pembentukan perilaku sudah dapat dimulai pada usia ini.
Pengendalian plak dapat mulai dilaksanakan terutama pada saat mulai erupsi gigi sulung pertama. Tujuan pengendalian plak pada bayi adalah menjaga flora oral secara normal. Teknik pelaksanaannya yaitu dengan menggunakan jari telunjuk yang dibalut kain atau handuk basah kemudian digosokkan pada gigi yang sedang erupsi dan secara lembut melakukan pemijatan gusi. Pemijatan gusi bertujuan untuk melancarkan peradaran darah dan merangsang erupsi gigi.2
Pelaksanaan pembersihan tersebut harus dilakukan dalam keadaan nyaman baik bagi ibu maupun bayi. Posisi yang dapat dilakukan yaitu bayi digendong di atas satu tangan dalam posisi terlentang menghadap ke atas, sementara tangan ibu yang satu lagi melakukan pembersihan. Gerakan bayi harus selalu diperhatikan oleh ibu. Percakapan yang dilakukan oleh ibu pada saat melakukan pembersihan gigi dan mulut merupakan cara di dalam memberikan rasa nyaman bagi anak.

C. Usia Anak (1 – 3 tahun)
Perkembangan motorik kasar pada usia ini akan terlihat jelas. Anak akan terlihat lebih aktif terutama pada saat belajar berjalan. Kemampuan berbahasa anak mulai berkembang meskipun masih belum dapat dimengerti dengan baik. Rasa ingin tahu anak akan terlihat terutama di saat anak melihat sesuatu yang baru.
Ukuran sikat gigi disesuaikan dengan ukuran mulut anak. Sikat gigi yang dapat digunakan adalah sikat gigi manual maupun elektrik. Pemakaian sikat gigi elektrik hendaknya dilakukan oleh orang tua atau pengasuh. Bagi anak di bawah usia tiga tahun hendaknya penyikatan gigi masih dilakukan oleh orang tua. Posisi yang mudah untuk melakukan penyikatan gigi pada usia ini adalah posisi lap to lap. Pada posisi ini dua orang duduk saling berhadapan dengan lutut saling bertemu. Anak diletakkan di atasnya dengan posisi menghadap ke atas. Gerakan tangan dan tubuh ditahan oleh tangan orang yang memangku, sementara orang yang satu lagi melakukan penyikatan gigi. Teknik ini dapat dilakukan oleh satu orang, dimana orang tua duduk di atas lantai dengan kaki diluruskan. Kemudian kepala anak diletakkan diantara kedua paha, sedangkan kaki dan tangan anak ditahan oleh kedua kaki. Posisi ini agak sulit dilakukan namun dapat memberikan hasil yang cukup baik di dalam melakukan penyikatan gigi pada anak.

Anak di atas usia dua tahun sudah dapat diajarkan cara menyikat gigi. Pada tahap pertama hendaknya orang tua memberikan contoh pada anak cara melakukan penyikatan setelah itu anak diminta untuk mengikuti.
Pemakaian pasta gigi sudah dapat dimulai pada usia dua tahun. Pasta gigi akan memberikan rasa segar di dalam mulut. Saat ini pasta gigi dengan berbagai macam rasa tersedia di pasaran. Pasta gigi diberikan dalam jumlah sedikit dan diletakkan pada bulu sikat.
D. Usia Prasekolah (3 – 6 tahun)
Kemampuan motorik kasar akan lebih baik pada usia ini. Motorik halus anak mulai berkembang dimana anak sudah dapat menggambar dan menulis. Penyikatan gigi merupakan kegiatan motorik halus yang dapat diterapkan untuk anak. Namun peran orang tua masih sangat besar di dalam menentukan keberhasilan dalam melakukan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut anak.
Cara melakukan penyikatan gigi yang mudah dan dapat dilakukan sendiri oleh anak adalah metode Fones. Penyikatan gigi dilakukan dengan gerakan memutar pada gigi anterior maupun posterior. Posisi yang mudah saat mengajarkan cara menyikat gigi yaitu orang tua berdiri saling berdampingan di depan cermin. Kepala anak disandarkan pada tangan orang tua. Dagu anak ditarik ke bawah dengan menggunakan tangan tempat bersandarnya kepala anak. Sedangkan tangan orang tua yang satu lagi memandu tangan anak untuk melakukan penyikatan gigi.
n
Posisi lain yang juga dapat dilakukan adalah orang tua dan anak berdiri saling berhadapan. Kemudian tangan orang tua memandu tangan anak untuk melakukan penyikatan gigi. Kerugian posisi ini adalah kurangnya pengendalian gerakan terhadap posisi anak.

Pada usia ini kemampuan refleks penelanan pada anak sudah lebih baik, sehingga anak sudah dapat berkumur. Oleh karena pasta gigi yang beredar di pasaran memiliki rasa yang disukai maka tetap dikhawatirkan anak akan menelan pasta gigi.
E. Usia Sekolah (6 – 12 tahun)
Meningkatnya rasa tanggung jawab terhadap tugas sekolah dan tugas di rumah akan lebih terlihat pada anak usia ini. Perkembangan motorik halus dan kasar semakin menuju ke arah kemajuan. Oleh karena itu anak lebih dapat diajarkan cara memelihara kesehatan gigi dan mulut secara lebih rinci, sehingga akan menimbulkan rasa tanggung jawab akan kebersihan dirinya sendiri. Dalam hal ini orang tua memegang peranan di dalam menerapkan disiplin dalam melaksanakan tanggung jawab tersebut.
Penyikatan gigi dan pemakaian pasta gigi sudah sepenuhnya dilakukan oleh anak. Pemberian disclosing solution dapat dilakukan agar anak dapat melihat bagian-bagian yang kotor pada gigi. Adapun teknik penyikatan gigi yang dapat diterapkan pada anak usia ini adalah teknik roll. Bantuan orang tua dibutuhkan apabila anak mendapatkan kesulitan saat melakukan penyikatan pada posisi gigi yang sulit, misal bagian bukal rahang atas dan rahang bawah. Pada keadaan ini hendaknya orang tua tetap memandu anak. Setelah selesai menyikat gigi hendaknya orang tua melakukan pemeriksaan kembali apakah sudah bersih. Penyikatan gigi dilakukan dua kali dalam sehari yaitu pagi setelah makan dan malam sebelum tidur.
Beberapa teknik menyikat gigi:
1) Teknik vertikal
Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu gigi disikat dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang gerakan yang dilakukan sama tetapi mulut dalam keadaan terbuka.7
2) Teknik horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Kedua cara tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik untuk dipergunakan karena dapat mengakibatkan resesi gusi dan abrasi gigi.7
3) Teknik Roll
Sikat ditempatkan pada vestibulum, ujung bulu sikat diarahkan ke apical, dengan sisi dari bulu sikat menyentuh jaringan gingival. Pasien menggunakan tekanan ke lateral dengan sisi dari bulu sikat dan sikat digerakkan ke oklusal. Sikat ditempatkan lagi lebih tinggi dari vestibulum dan gerakan rolling diulang. Permukaan lingual disikat dengan cara yang sama, dengan dua gigi disikat secara berurut.6
4) Teknik Charter

Ujung bulu sikat diletakkaan pada permukaan gigi, membentuk sudut 45 derajat terhadap sumbu panjang gigi dan ke atas. Dalam posisi ini tepi bulu sikat berkontak dengan tepi gusi. Bulu sikat agak ditekan, sehingga ujungnya masuk ke daerah antara 2 gigi. Sikat gigi digetarkan membentuk lingkaran kecil, tetapi ujung bulu sikat harus tetap di tempat semula. Setiap bagian dapat dibersihkan 2-3 gigi. Jika suatu bagian sudah dibersihkaan dengan membentuk lingkaran-lingkaran kecil tersebut, maka pembersihan dapat berpindah ke lain-lain bagian. Metode ini merupakan juga cara yang baik untuk pemeliharaan jaringan pendukung gigi, walaupun agak sukar untuk dilakukan.7
5) Teknik Bass
Bulu sikat pada permukaan gigi membentuk sudut 45 derajat dengan panjang gigi dan diarahkan ke akar gigi sehingga menyentuh tepi gusi. Dengan cara demikian saku gusi dapat dibersihkan dan tepi gusinya dapat dipijat. Sikat gigi digerakkan dengan getaran-getaran kecil ke depan dan belakang selama kurang lebih 15 detik. Setiap daerah penyikatan meliputi 2-3 gigi. Teknik ini hampir sama dengan teknil Roll, hanya berbeda pada cara penggerakkan sikat giginya dan cara penyikatan permukaan belakang gigi depan. Untuk permukaan belakang dari gigi depan, sikat gigi dipegang secara vertikal. Teknik ini yang sekarang banyak diajarkan.7

6) Teknik Fones atau teknik sirkuler
Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada permukaan gigi. Kedua rahang dalam keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan membentuk lingkaran-lingkaran besar, sehingga gigi dan gusi rahang atas dan bawah dapat disikat sekaligus. Daerah di antara 2 gigi tidak mendapat perhatian khusus. Untuk permukaan belakang gigi, gerakan yang dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih kecil. Untuk bagian ini jika agak sukar, maka gerakannya dapat diubah ke kanan dan ke kiri. Teknik ini dianjurkan untuk anak-anak, karena mudah untuk dilakukan.7
Kemampuan menyikat gigi harus ditekankan dan diajarkan pada anak-anak dari semua usia. Hal ini penting sehingga orang tua dapat menginstruksikan untuk memulai menyikat gigi dari erupsi gigi pertama dan cara menyikat gigi yang baik seharusnya diajarkan pada saat gigi molar pertama permanen erupsi. Orang tua seharusnya menunjukkan teknik dan dilatih bagaimana menggunakannya. Karena anak kecil belum dapat menjaga kebersihan mulutya secara efektif, maka orang tua sebaiknya memperagakan cara menyikat gigi sekurang-kurangnya sampai usia 6 tahun dan setelah itu mengawasi prosedur tersebut secara teratur.8
Umur dimana anak dapat menyikat semua bagian giginya secara lengkap dapat ditentukan berdasarkan beberapa faktor, seperti umur anak yang mulai memperlihatkan ketertarikan utnuk menyikat giginya, perkembangan fungsi neuromuscular yang menuju tahap kedewasaan, dan tingkat perkembangan dari fungsi sensori. Tetapi penentuan yang akurat sulit didapatkan dari metode ini.9
Berdasarkan pada pengalaman klinis, mengadakan instruksi menyikat gigi pada interval empat bulan. Machida, menganjurkan menyikat gigi dengan bantuan orang tua diperlukan sampai anak mencapai umur 8-9 tahun. Dalam laporan lain, dia menganjurkan menyikat gigi dengan pengawasan sampai anak mencapai umur 7 tahun. Bagaimanapun, dia merekomendasikan berdasarkan hanya pada pengalaman klinis, dan tidak ada data yang diberikan.9
Bagaimanapun, anak yang mulai menerima instruksi menyikat gigi setelah umur 8 tahun sampai anak dapat menyikat giginya sendiri dalam waktu yang bervariasi, ini membuat sulit untuk menentukan waktu yang tepat untuk berhenti menyikat gigi dengan bantuan orang tua. Oleh karena itu, kami menyarankan bahwa menyikat gigi dengan bantuan orang tua masih dibutuhkan sekurang-kurangnya setahun setelah anak mulai menerima instruksi menyikat gigi, meskipun anak baru menerima instruksi untuk menyikat gigi setelah berumur 8 tahun.9

KESIMPULAN
1. Perawatan kesehatan gigi dan anak merupakan tindakan yang mudah dan dapat dilakukan oleh setiap orang sehingga setiap para ibu hendaknya mengetahui dan memahami sehingga dapat menerapkan bagi anak-anaknya.
2. Instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut di rumah disusun sesuai dengan perkembangan motorik anak dan merupakan salah satu upaya pencegahan terjadinya karies yang dilakukan sejak bayi masih dalam kandungan sampai dengan usia remaja.
3. Pelaksanaan instruksi pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut akan berhasil dengan baik apabila selalu terjaga komunikasi diantara anak, orang tua, dan dokter gigi.
4. Menyikat gigi dengan bantuan orang tua masih dibutuhkan sekurang-kurangnya setahun setelah anak mulai menerima instruksi menyikat gigi.


DAFTAR PUSTAKA

1. Anggriana D, Musyrifah. Faktor Pendorong Motivasi Orang Tua Merawatkan Gigi Anak di Klinik Fakultas Kedokteran Gigi Unair. Surabaya: FKG Airlangga.2004.Available from: http://www.journal.unair.ac.id.
2. Riyanti E. Pengenalan dan perawatan kesehatan gigi anak sejak dini. Bandung: FKG UNPAD. 2005. Available from: http://resources.unpad.ac.id.
3. Riyanti E, Chemiawan E, dan Rizalda RA. Hubungan Pendidikan Penyikatan Gigi Dengan Tingkat Kebersihan Gigi Dan Mulut Siswa-Siswi Sekolah Dasar Islam Terpadu (Sdit) Imam Bukhari. Bandung: FKG UNPAD. 2005. Available from: http://resources.unpad.ac.id.
4. Andlaw RJ, Rock WP. Perawatan Gigi Anak (A Manual of Paedodontics) Edisi 2. Jakarta: Widya Medika. 1992.p.31.
5. Besford J. Mengenal Gigi Anda Petunjuk Bagi Orang Tua Edisi 2. Jakarta: Arcan. 1996.p.94-5.
6. McDonald, R. E., dan Avery, D. R. Dentistry for The Child and Adolescent. 8 edition. St. Louis : Mosby. 2004. p. 245,251.
7. Ariningrum R. Beberapa Cara Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. 2000. Available from: http://www.kalbe.co.id.
8. Koch G, Poulsen S. Pediatric Dentistry a Clinical Approach. Copenhagen: Munksgaard. 2001.p.128.
9. Machida Y, Sekighuci H, dan Yakushiji M. Determining The Optimal Age Up to which Parents should Brush Children’s Teeth. Pediatric Dental Journal 18(1):24-26, 2008. Available from: http://puspasca.ugm.ac.id.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar